Tugu Monas, atau Monumen Nasional Jakarta salah satu monumen simbolis yang paling diketahui. Bukan sekedar di Indonesia, tugu monas jadi satu diantara landscape yang diketahui di luar negeri. Ruang monumen ini jadi obyek wisata serta piknik favorite di Jakarta, juga sekaligus wisata edukasi serta riwayat.
Riwayat Monas
Riwayat berdirinya Monas lumayan panjang. Pembangunan monumen ini sudah sempat berhenti sebab terdapatnya momen pemberontakan G30S PKI (pergerakan 30 September PKI)
Riwayat Monas pada umumnya, pembangunannya dapat dibagi dalam tiga periode:
Periode tahun 1961 s/d 1965. Pada step ini mulai dibuat dasar. Kira-kira ada 360 pasak bumi yang dipakai jadi dasar pembangunan Monumen Nasional
Periode tahun 1966 s/d 1968. Pada periode waktu ini, pembangunan Monas berhenti sebab terdapatnya momen pemberontakan PKI yang menggoncang Indonesia.
Periode tahun 1969 s/d 1975. Pembangunan tugu Monas, sarana, serta ruang sekelilingnya terus diteruskan. Selanjutnya dibuka untuk umum oleh Presiden Soeharto tanggal 12 Juli 1975.
Ruang dimana Monumen Nasional dibuat mempunyai luas 80 hektar. Ruang ini alami beberapa perubahan nama. Awalannya disebutkan dengan lapangan Gambir, lalu bertukar nama jadi lapangan Ikeda, lapangan merdeka, lapangan Monas, serta pada akhirnya diketahui dengan nama Taman Monas.
Dari seputar 51 perancangan yang masuk, dipilih karya perancangan arsitek Frederich Silaban. Perancangan arsitek Frederich Silaban di koreksi oleh Presiden Soekarno untuk penuhi bentuk Lingga serta Yoni.
Sayangnya, karya perancangan Friederich Silaban memerlukan ongkos yang besar sekali, tidak sesuai keadaan ekonomi negara waktu itu.
Pada akhirnya presiden Soekarno menunjuk arsitek RM Soedarsono untuk meneruskan perancangan Monas. Dengan simbolis, RM Soedarsono memasukkan angka 17,8, serta 45 dalam rancangannya. Ini melambangkan proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.
Pada tanggal 17 Agustus 1961, pada akhirnya dikerjakan penempatan pasak beton pertama untuk mengawali pembangunan tugu Monas.