Di dalam kota yang tengah bertumbuh, masih tetap kuat berdiri satu kampung kebiasaan yang teguh menggenggam agama, nilai kebiasaan, serta kebiasaan serta sudah di turunkan dari generasi ke generasi. Waikabubak ialah ibu kota Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, yang terdapat dalam suatu lembah dengan populasi masyarakat seputar 26.423 jiwa. Kota yang selalu bergerak bangun diri itu kenyataannya masih tetap memiliki banyak kampung kebiasaan yang sudah demikian lama berdiam diatas puncak bukit di tepi ataupun di dalam kota. Kampung Tarung adalah salah satunya tujuan yang tetap masuk dalam rincian penelusuran wisatawan di Sumba Barat.
Artikel Terkait : http://www.alchemysoftware.co.za/UserProfile/tabid/42/userId/154069/Default.aspx
Cukuplah beberapa waktu saja dari pusat kota, jadi kita bisa lihat muka asli budaya Sumba yang demikian murni.Kampung ini bukan sebatas kampung biasa, tetapi ikut berperan menjadi institusi sosial serta keagamaan (Marapu). Berikut salah satunya potret terunggul menyentuh langsung agama Marapu di Sumba, bersama dengan tradisinya yang sedikit beralih semenjak waktu lampau. Wisata Sumba Rumah kebiasaan Sumba atau uma (rumah) adalah bentuk bangunan kebiasaan dengan arsitektur vernacular pencakar langit. Strukturnya sisi empat diatas panggung yang didukung tonggak-tonggak kayu dengan kerangka penting tiang turus (kambaniru ludungu) sekitar empat batang.
Diluar itu, ada juga 36 batang tiang (kambaniru) berbentuk susunan portal dengan sambungan pen menggunakan kayu mosa, kayu delomera, atau kayu masela. Ada tiga sisi penting rumah kebiasaan Sumba. Tour Sumba Pertama, sisi atap rumah (toko uma) berupa kerucut seperti menara biasa dipakai untuk menaruh beberapa benda pusaka. Kadang juga disana dipakai untuk menaruh hasil panen.Ke-2, ruangan tempat tinggal (bei uma) yang tidak menyentuh tanah. Pada ruangan dalam dibedakan atas ruangan akses untuk pria serta wanita. Ada pula ruangan tempat tinggal berlantai bambu untuk tempat bermusyawah berbentuk teras luas (bangga).
Ke-3, sisi bawah rumah (kali kabunga) jadi kandang ternak, seperti kambing, babi, atau bahkan juga kuda serta kerbau. Tidak hanya sisi dari susunan bangunan rumah kebiasaan diatas, ada banyak type bangunan kebiasaan dengan peruntukan spesial di Sumba, yakni rumah tinggi bertingkat tempat pelihara ternak kuda serta babinya di kolong rumah (Uma Jangga), rumah keramat pemujaan Marapu atau roh leluhur yang tidak dipakai menjadi rumah (Uma Ndewa), dan rumah besar tempat bermusyawarah kebiasaan (Uma Bukolu). Jika dilihat, sambungan atap bangunan ini menggunakan ikatan dengan usuk ataupun penutup atap dari ilalang. Skema susunan yang simpel ini terkait dengan tidak dikenalnya alat pertukangan tidak hanya parang serta kampak. Karena, orang Sumba baru kenal logam saat Portugis mulai kuasai lokasi ini.